Ibnu Khallikan adalah seorang sejarawan Arab muslim dari keluarga terhormat, keturunan Barmak (Baramikah). Ia berpikiran tajam, cerdas, adil dalam masalah hukum, dan bersifat sosial. Ia juga menyenangi puisi, khususnya Diwan karya Mutanabbi (penyair bahasa Arab; 915–965), dan berteman dengan banyak budayawan dan sastrawan Mesir.
Nama lengkap Ibnu Khallikan adalah Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim Abu Abbas Syamsuddin al-Barmaki al-Irbili asy-Syafi‘i bin Khallikan. Ayahnya adalah seorang guru di Madrasah al-Muzaffariyyah yang didirikan oleh Muzaffaruddin Gokburi (ipar Sultan Saladin, pendiri Dinasti Ayyubiyah [1174–1252]). Sebagai pengganti ayah dan gurunya, ia dibimbing Syarifuddin al-Irbili.
Ketika Ibnu Khallikan belajar di Aleppo, 626 H/1229 M, ia dibimbing Ibnu Syadad dan Ibnu Ya’isy. Selanjutnya ia meneruskan studinya di Damascus di bawah bimbingan Ibnu as-Salah.
Ibnu Khallikan pergi ke Mesir pada 635 H/1238 M atau 636 H/1239 M. Kemudian 646 H/1249 M ia diangkat menjadi wakil ketua pengadilan Mesir. Pada waktu itu ketua pengadilan dijabat oleh Badruddin Yusuf bin Hasan atau Qadi Sinjar. Kariernya dalam bidang hukum berlanjut di Damascus. Di sini ia diangkat menjadi ketua pengadilan (qadhaa al-qudhat) oleh Sultan Baybars (Dinasti Mamluk) pada 659 H/1261 M.
Dalam kedudukannya sebagai ketua pengadilan, ia juga membawahi seluruh pengadilan yang berada di wilayah Suriah. Selama menjalankan tugasnya, ia menerapkan Mazhab Syafi‘i. Hakim yang bermazhab Hanafi, Hanbali, dan Maliki menjadi wakilnya. Kemudian hakim tersebut, atas perintah Baybars, pada 664 H/1266 M dipromosikan menjadi ketua pengadilan.
Setelah kurang lebih 10 tahun menjalankan tugas di Damascus, Ibnu Khallikan melepaskan semua jabatannya dan kembali ke Cairo. Di Cairo ia menjadi guru di Madrasah al-Fakhriyah. Tetapi kemudian ia kembali ditunjuk menjadi ketua pengadilan di Suriah. Penunjukan ini terjadi setelah Baybars meninggal dunia pada 676 H/1277 M.
Ketika gubernur Damascus, Sunqur al-Asyqar, mengadakan pemberontakan terhadap Sultan Nasir Muhammad bin Qalawun (sultan Dinasti Mamluk) yang sedang naik takhta, Ibnu Khallikan ditahan karena dituduh menge luarkan fatwa yang membenarkan pemberontakan Sunqur. Pemberontakkan itu akhirnya dapat dipatahkan pihak Qalawun. Kemudian pada Safar 679 H/1280 M tentara Qalawun memasuki Damascus. Akhirnya atas perintah langsung dari Sultan, Ibnu Khallikan dibebaskan.
Ibnu Khallikan juga menggemari kajian sejarah. Karangan sejarahnya yang terkenal berupa kamus biografi yang berjudul Wafayat al-A‘yan wa Anba’ az-Zaman. Buku ini dibuat dengan cara mengumpulkan bahan dari berbagai sumber dan disusun berdasarkan urutan abjad. Isinya membica rakan kehidupan tokoh yang memiliki popularitas. Tokoh yang dimasukkan terbatas pada tokoh yang tahun wafatnya diketahui.
Dalam bukunya itu, Ibnu Khallikan tidak memasukkan para sahabat Nabi SAW, generasi kedua Islam atau tabiin dengan sedikit pengecualian, dan semua khalifah. Hal ini dilakukan dengan alasan bahwa informasi tentang mereka mudah didapatkan dalam karya biografi dan sejarah lainnya.
Buku ini dimaksudkan sebagai ikhtisar sejarah dan merupakan sumber informasi, khususnya tentang peristiwa pada masanya atau yang hampir semasa dengannya. Oleh karena banyak karya sebelumnya yang tidak sampai ke tangan kita, Wafayat al-A‘yan wa Anba’ az-Zaman merupakan salah satu sumber terpenting dalam bidang biografi dan sejarah sastra.
Ibnu Khallikan mulai menyusun buku ini pada 654 H/1256 M di Cairo. Tetapi ketika sampai pada artikel Yahya bin Khalid bin Barmak penulisannya sempat terhenti karena pindah ke Damascus (659 H/1260 M). Akhirnya pada 12 Jumadilakhir 672/4 Januari 1274 ia dapat menyelesaikan dan merevisi buku tersebut.
Semasa hidupnya, Ibnu Khallikan berusaha meningkatkan kualitas buku ini. Hal itu terlihat dari autografinya yang penuh dengan perbaikan dan catatan pinggir. Salah satu naskahnya terdapat di Museum Britania dan sudah diterbitkan kembali pada 1275 H/1858 M dan 1299 H/1882 M (Bulaq), 1310 H/1892 M (Cairo), 1284 H/1867 M (Teheran), 1280 H/1863 M (Istanbul dalam bahasa Turki), dan 1843–1871 M (Paris dan London, diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis oleh M.C. de Slane dalam 4 jilid).
Daftar Pustaka
Ibnu Khallikan. Wafayat al-A‘yan wa Anba’ Abna’ az-Zaman. Juz 6. Beirut: Dar as-Saqafah, t.t.
Kasyif, Sayidah Ismail. Masadir at-Tarikh al-Islami wa Manahij al-Bats fih. Cairo: Maktabah al-Khanji, 1976.
Margoliouth, D.S. Lectures on Arabic Historians. New Delhi: Idarah-i Adabiyat-i Delli, 1977.
Salim, as-Sayid Abdul Aziz. at-Tarikh wa al-Mu’arrikhun al-‘Arab. Beirut: Dar an-Nahdhah al-‘Arabiyyah, 1986.
Ziyadah, Muhammad Mustafa. al-Mu’arrikhun fi Misr fi al-Qarn al-Khamis ‘Asyr al-Miladi (al-Qarn at-Tasi‘ al-Hijri). Cairo: Matba‘ah at-Ta’lif wa at-Tarjamah wa an-Nasyr, t.t.
Badri Yatim