Hud, Nabi

Nabi Hud AS masih termasuk keturunan Nabi Nuh AS. Ia adalah putra Sam bin Nuh. Hud diutus Allah SWT untuk berdakwah kepada kaum Ad, namun mereka menolaknya dan tetap saja kufur serta musyrik. Karena itu, Hud berdoa agar Allah SWT menimpakan azab kepada mereka. Hud serta pengikutnya menyelamatkan diri ke Hadramaut atas perintah Allah SWT.

Bangsa Ad terkenal memiliki sosok kekar dan otot yang kuat. Bangsa ini hidup di negeri Ahqaf yang makmur karena dikaruniai tanah yang subur. Walaupun demikian, mereka tidak memiliki moralitas yang baik. Yang berlaku pada bangsa ini adalah hukum rimba, yang kuat memangsa yang lemah. Dilihat dari kehidupan rohani mereka, mereka tidak mengenal Allah SWT sebagaimana yang diajarkan Nabi Nuh AS. Mereka membuat patung berhala yang mereka sembah dan menganggapnya sebagai tuhan.

Nabi Hud AS mengimbau agar kaumnya sadar dan melangkah di jalan Allah SWT, tetapi kaumnya tidak mengindahkannya, bahkan sebaliknya mengolok-oloknya. Allah SWT berfirman, “Pemuka-pemuka yang kafir dari kaumnya berkata, ‘Sesungguhnya kami benar-benar memandang kamu dalam keadaan kurang akal dan dan sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk orang-orang yang berdusta” (QS.7:66).

Karena itu Allah SWT menurunkan musibah dalam dua tahap. Tahap pertama adalah kekeringan hebat. Nabi Hud AS berusaha meyakinkan kaumnya bahwa itu merupakan awal siksaan yang diturunkan Allah SWT dan akan dicabut jika mereka bertobat dan beriman kepada Allah SWT. Kaum Ad tetap tidak percaya hingga turunlah azab kedua berupa bencana angin topan yang dahsyat selama 7 malam 8 hari yang memusnahkan semua ternak dan tanaman kaum durhaka tersebut.

Allah SWT berfirman, “Adapun kaum Ad maka mereka telah dibinasakan dengan angin yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kaum Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon korma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorangpun yang tinggal di antara mereka” (QS.6–8).

Bencana itu menyapu bersih kaum Ad yang congkak. Nabi Hud AS dan tujuh belas pengikutnya selamat dari azab tersebut. Mereka menyelamatkan diri ke Hadramaut. Di sana pula Nabi Hud AS wafat pada usia 472 tahun dan dimakamkan di sebelah timur Hadramaut (HR. Bukhari dari Abu Hurairah). Adapun menurut Ali bin Abi Thalib, Nabi Hud AS dimakamkan di bukit pasir merah di wilayah Hadramaut. Akan tetapi, orang Palestina mengaku bahwa makam Nabi Hud AS terdapat di Palestina.

Dalam Al-Qur’an, kisah Nabi Hud AS terdapat dalam 68 ayat yang tertera dalam 10 surah, antara lain surah al-A’raf (7) ayat 65–72, surah Hud (11) ayat 50–60, surah asy-Syu‘ara’ (26) ayat 123–140, dan surah al-Ahqaf (46) ayat 21–28.

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Bey. Rangkaian Cerita dalam Al-Qur’an. Bandung: al-Ma‘arif, 1986.
Daruzah, Muhammad Izzah. Sirah ar-Rasul. Cairo: Matba‘ah ‘Isa al-Babi al-Halabi wa Syirkah, 1965.
asy-Syami, Muhammad Yusuf as-Salihi. Subul al-Huda wa ar-Rasyad. Cairo: Jumhuriyah Misr al-Arabiyah li Jinnah Ihya at-Turas al-Islami, 1973.
Zahran, Mahmud. Kisah dalam Al-Qur’an. Bandung: PT. al-Ma’arif, 1974.
Nasaruddin Umar