Bangladesh adalah sebuah negara republik di Asia Selatan, di delta Sungai Gangga dan Brahmaputra. Proses islamisasi bangsa Bengal di kawasan tersebut berlangsung sejak abad ke-11, dan pemerintahan Islam mulai sejak serangan Dinasti Ghaznawi dari Afghanistan pada 1001. Mayoritas penduduk muslim Bangladesh beraliran Suni dan bermazhab Hanafi.
Di sebelah barat, utara, dan timur Bangladesh berbatasan dengan India, di tenggara dengan Myanmar, di selatan dengan Teluk Benggala. Luas: 143.998 km2. Penduduk: 167.450.000 (data 2022). Agama: Islam (83%), Hindu (16%), dan agama lain (1%). Bahasa resmi: Bengali. Ibukota: Dacca. Mata uang: taka (100 paisa).
Daerah Pegunungan Chittagong di timur dan tenggara merupakan daerah paling tinggi dan tidak datar. Selebihnya adalah dataran rendah Sungai Gangga, Brahmaputra, dan anak sungainya. Dua pertiga daerahnya tiap tahun dilanda banjir yang sering membawa kerugian harta dan jiwa. Suhu udara panas (26–36° C) tetapi lembab. Curah hujan rata-rata 1.525 mm/tahun, di pegunungan 5.080 mm/tahun.
Bangladesh merupakan salah satu negara berpenduduk terpadat di dunia (1.265/km2). Sekitar 98% penduduk adalah bangsa Bengali dan sekitar 78% tinggal di pedesaan. Sebagian besar penduduk Bengali yang berusia 15 tahun ke atas sudah melek huruf. Terdapat puluhan ribu sekolah dasar dan menengah serta madrasah Ibtidaiyah dan Tsanawiyah, ratusan akademi dan sekolah teknik, serta sejumlah universitas, antara lain Universitas Dacca, Universitas Bangladesh, dan Universitas Muslim Jahangirnagar.
Kepala negara adalah presiden, yang dipilih rakyat 5 tahun sekali. Presiden mengangkat anggota kabinet yang mengepalai departemen. Parlemen Bangladesh beranggotakan 330 orang. Di Bangladesh ada 20 partai politik, yang terbesar adalah Liga Awami (koalisi 8 partai), Jamaat-i-Islami, Partai Nasionalis Bangladesh, dan Partai Jatiya.
Sejarah. Pada pertengahan tahun 700-an, Bengal Timur (Bangladesh) diperintah oleh penganut Buddha, kemudian Hindu (sejak abad ke-11). Tetapi sejak tahun pertama hijrah, muslim Arab telah berhubungan dagang dengan orang Bengali.
Ekspedisi tentara Islam pertama (637) dikirim pada masa Khalifah Umar bin Khattab untuk menguasai pesisir barat Indo-Pakistan. Tetapi ekspedisi selanjutnya dilarang oleh Umar (643). Setelah Umar wafat, tentara Islam menaklukkan Makran dan Buluchistan.
Pada masa al-Walid bin Abdul Malik (khalifah ke-6 Dinasti Umayah, 705–715), tentara Islam di bawah pimpinan Muhammad bin Qasim menaklukkan Sind, Pakistan Barat (711). Pada masa Hisyam bin Abdul Malik (khalifah ke-10 Umayah, 724–743), invasi diperluas ke daerah pegunungan.
Pada masa Abu Ja‘far al-Mansur (khalifah ke-2 Abbasiyah, 754–775), Kandahar ditaklukkan dan posisi Islam semakin kuat di anak benua India. Pada masa al-Mahdi (khalifah ke-3 Abbasiyah, 775–785) dan Harun ar-Rasyid (khalifah ke-4, Abbasiyah, 786–809), daerah taklukan di wilayah itu diperluas lagi. Tahun 871, orang Arab Islam mulai menetap di sana.
Proses islamisasi secara intensif di kalangan bangsa Bengal berlangsung dari abad ke-11 hingga abad ke-17 melalui dakwah, pengajian di masjid, dan pendidikan di madrasah. Pemerintahan Islam mulai sejak adanya serangan Mahmud Ghaznawi dari Asia Tengah (Afghanistan).
Pada 1001, sebagian India, Punjab, Buluchistan, Janja, dan lembah Sungai Gangga dapat dikuasai, dan pada 1021 didirikan ibukota di Lahore yang bertahan sampai 1175. Kemudian muncul dinasti lainnya yang berpusat di Delhi dan dikenal dengan Kesultanan Delhi. Umat Islam yang merupakan minoritas di Bangladesh memerintah masyarakat Hindu yang mayoritas.
Dinasti yang secara bergantian menguasai Kesultanan Delhi adalah Dinasti Guri (1175–1206), Dinasti Mamluk (1206–1290), Dinasti Khalji (1296–1316), Dinasti Tugluq (1320–1413), Dinasti Sayid (1414–1451), Dinasti Lody (1451–1526), dan Dinasti Mughal (1526–1857). Dinasti tersebut terakhir merupakan pemerintah Islam terbesar di India dan mencapai puncak kemajuan terutama di bidang seni dan arsitektur.
Tahun 1341, Bengal melepaskan diri dari Kesultanan Delhi dan membentuk pemerintahan Islam merdeka di bawah Sultan Syamsuddin Ilyas dengan Dacca sebagai pusat pemerintahan. Pemerintahan Islam ini berlangsung sampai 1541, kemudian diambil alih oleh Afghan.
Tahun 1576, Bengal ditaklukkan oleh Akbar, sultan Dinasti Mughal yang mengakhiri pemerintahan Afghan. Tahun 1600-an bangsa Bengal secara besar-besaran memeluk Islam. Bengal menjadi provinsi Mughal di bawah seorang gubernur yang disebut nawab. Tetapi tahun 1700-an, ketika Dinasti Mughal mulai melemah, Bengal semakin merdeka dan kekuasaan nawab semakin besar.
Sejak 1600-an para pedagang Eropa mulai memasuki Bengal. Kehadiran mereka ditentang oleh nawab dan umat Islam. Tetapi setelah Dinasti Mughal jatuh, orang Eropa dapat mempengaruhi nawab. Pada pertengahan abad ke-19, Inggris sudah berhasil mengontrol seluruh India (British India), termasuk Bengal sebagai suatu provinsi.
Tahun 1900-an muncul gerakan kemerdekaan. Liga Muslimin India (berdiri 1906) menjadi penyalur aspirasi muslim India. Tahun 1940, karena perbedaan agama dan kultur yang memunculkan paham komunalisme, para pemimpin Liga Muslimin India menuntut kemerdekaan dan negara bagi masyarakat Islam, terpisah dari India.
Umat Islam di Bengal Timur (Bangladesh) mendukung tuntutan ini. Tahun 1947, Inggris memerdekakan India di bawah pimpinan golongan nasionalis, serta Pakistan Barat (kini Pakistan) dan Pakistan Timur (kini Bangladesh) bagi umat Islam. Tahun 1971, Pakistan Timur berhasil membentuk negara Bangladesh sesudah memberontak dengan bantuan India. Syekh Mujibur Rahman, pendiri dan presiden pertama, membuat negaranya menjadi negara sekuler.
Sejak itu Bangladesh banyak diwarnai pergantian pemerintahan. Tahun 1977, Jenderal Zia-ur-Rahman menjadi presiden. Tahun 1981 ia digantikan oleh Abdus Sattar. Tahun 1982, Abdus Sattar digantikan oleh Hossain Mohammad Ershad yang berkuasa hingga Desember 1990.
Ketika Ershad ditahan dengan tuduhan korupsi, Shahabuddin Ahmed menggantikannya untuk sementara menjabat presiden pada 6 Desember 1990. Pada 1991, Begum Khaleda Zia, janda Zia-ur-Rahman dan pimpinan Partai Nasionalis Bangladesh (Bangladesh National Party), terpilih menjadi presiden lewat pemilu.
Ia menjadi perdana menteri wanita pertama yang memimpin Bangladesh sejak 10 Oktober 2001. Iajuddin Ahmed menjabat sebagai presiden sejak 6 September 2002.
Pada 2022, yang menjabat Presiden Bangladesh adalah Abdul Hamid. Mantan ketua parlemen ini terpilih tanpa lawan untuk jabatan seremonial pada 2013. Dia terpilih lagi tanpa lawan untuk masa jabatan kedua berturut-turut pada Februari 2018.
Sebagai Perdana Menteri adalah Sheikh Hasina. Ia memulai masa jabatan ketiga sebagai perdana menteri pada Januari 2014, setelah Liga Awami memenangkan pemilihan yang diboikot oleh oposisi di tengah krisis politik yang sedang berlangsung.
Politik Bangladesh telah lama didominasi oleh persaingan sengit antara dua wanita: Sheikh Hasina Wajed, dan Khaleda Zia dari Partai Nasionalis Bangladesh. Keduanya telah menjadi perdana menteri di berbagai waktu sejak 1991.
Persaingan mereka sebagian berasal dari perbedaan mengenai siapa yang memainkan peran lebih besar dalam perjuangan kemerdekaan Bangladesh – ayah Hasina, Sheikh Mujibur Rahman, atau suami Khaleda Zia, Jenderal Ziaur Rahman.
Mereka mengabaikan perbedaan mereka ketika penguasa militer Hossain Mohammad Ershad berkuasa dari tahun 1982 hingga 1990. Tetapi mereka telah menjadi saingan yang tak kenal kompromi sejak itu.
Mayoritas masyarakat Islam Bangladesh menganut aliran Suni dan bermazhab Hanafi; selebihnya menganut aliran Syiah Ismailiyah (Agha Khani). Di negara ini tidak ada gerakan kuat untuk mendirikan negara Islam. Juga tidak ada sistem peradilan hukum Islam formal, tetapi para mullah di daerah boleh bertindak secara informal sebagai kadi dalam hukum Islam.
Walaupun kebebasan beragama dijamin, para pejabat dan masyarakat Islam menentang kehadiran kaum misionaris Kristen. Bangladesh adalah anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan anggota al-Quds (Jerusalem) Committee.
DAFTAR PUSTAKA
“Bangladesh,” Grolier Academic Encyclopaedia. t.tp.: Grolier International, 1983.
Baxter, Craig. Bangladesh: A New Nation in an Old Setting. London: Westview Press, 1984.
Crane, Robert I. “Bangladesh,” The World Book Encyclopaedia, Vol. 2. Chicago-Lon-don-Sydney-Toronto: World Book, Inc., 1986.
https://www.worldometers.info/world-population/bangladesh-population/, diakses pada 11 Maret 2022.
https://www.bbc.co.uk/news/world-south-asia-12650940, diakses pada 11 Maret 2022.
Suyuti Pulungan
Data telah diperbarui oleh Tim Redaksi Ensiklopediaislam.id (Maret 2022)