Asy-Syafi’iyah

(Ar.: asy-Syafi‘iyyah)

Asy-Syafi’iyah adalah nama sebuah lembaga pendidikan Islam yang menyelenggarakan pendidikan formal dan nonformal serta ilmu agama dan umum di Jakarta dan sekitarnya.

Pendidikannya mulai dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi. Asy-Syafi’iyah juga menyelenggarakan dakwah islamiah dan kegiatan sosial. Pusatnya terletak di Jl. Masjid al-Barkah, Jakarta Selatan.

Lembaga pendidikan asy-Syafi’iyah didirikan pada tahun 1933 untuk mengelola kegiatan lembaga yang semakin berkembang. Pendirinya adalah KH Abdullah Syafi’i (Jakarta, 1910–Jakarta, 18 Zulhijah 1405/3 September 1985), seorang putra Betawi (Jakarta) asli. Adapun nama perguruan ini diambil dari nama ayahnya, H Syafi’i bin H Sairan dan sesuai dengan mazhab yang dianutnya, yaitu Mazhab Syafi‘i.

Pada usia 17 tahun, H Abdullah muda sudah mulai mengajar pada madrasah al-Islamiyah yang dibangunnya di atas tanah milik orangtuanya di Bali Matraman, Jakarta Selatan. Pada 1933, ia mendirikan Masjid al-Barkah yang terletak di samping madrasahnya.

Selain kegiatan madrasah, ia juga menyelenggarakan pengajian majelis taklim. Majelis taklim kaum ibu dipimpin oleh istrinya, Hajah Rogayah, putri KH Ahmad Mukhtar (salah seorang guru H Abdullah).

Tujuan Perguruan asy-Syafi’iyah adalah:

(1) mendidik muslimin (pria Islam) dan muslimat (wanita Islam) sebagai warga negara dan warga masyarakat yang sadar akan tanggung jawabnya kepada Allah SWT untuk taat beragama;

(2) membina dan mengembangkan ilmu pengetahuan dalam arti yang seluas-luasnya serta menyiapkan tenaga ahli yang terampil dan berjiwa Islam yang mampu membangun kehidupan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila serta diridai Allah SWT;

(3) meningkatkan maslahatul ummah (kesejahteraan umum), baik moral maupun materiil, menuju kehidupan yang sehat jasmani dan rohani.

Semua ini bertujuan agar tugas manusia di muka bumi sebagai khalifah (wakil Allah SWT) dan hamba Allah SWT dapat terlaksana. Dari awal berdirinya, perguruan Islam asy-Syafi’iyah ini terus berkembang dengan mendirikan berbagai macam fasilitas pendidikan formal maupun nonformal.

Adapun perkembangan pendidikan formal berawal pada 1963 dengan didirikannya Akademi Pendidikan Islam (AKPI) asy-Syafi’iyah. Pada 1969, AKPI ditingkatkan menjadi Universitas Islam asy-Syafi’iyah yang menyelenggarakan fakultas agama (tarbiyah [pendidikan], ushuludin, dan syariah) dan fakultas umum (ekonomi, hukum, teknik, dan pendidikan).

Pada tahun yang sama dibuka Taman Kanak-Kanak dan Madrasah Aliyah (setingkat dengan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas atau SLTA). Tahun 1970 didirikan lembaga pendidikan formal umum berupa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Pada 1969, Perguruan Tinggi asy-Syafi’iyah mengembangkan sayapnya dengan membuka kampus baru di Manggarai, Jakarta Selatan. Tahun 1974 dibangun pula kampus di Jalan Bukit Duri Selatan, kemudian dibangun pula di Cilangkap, Jakarta Timur (1977), dan di Jakasampurna, Bekasi (1984).

Selanjutnya, perluasan lagi dilakukan ke luar Jakarta, yaitu di Jatiwaringin, Pondok Gede, Bekasi. Pada 1984 dibangun kompleks pendidikan di Payangan, Kabupaten Bekasi.

Pendidikan pada tingkat perguruan tinggi terus disempurnakan. Pada 1981 didirikan Akademi Wiraswasta yang pada 1984 dibaurkan ke dalam Universitas Islam asy-Syafi’iyah.

Pada 1983, universitas tersebut menempati kampus baru di Jatiwaringin dengan beberapa fakultas, yaitu: hukum, keguruan dan ilmu pendidikan, ekonomi, matematika, ilmu pengetahuan alam, teknik, dan ushuludin. Pada 1984 didirikan Akademi Perawatan asy-Syafi’iyah dan pada 1986 Sekolah Luar Biasa Bagian C.

Lembaga ini juga mendirikan beberapa pesantren. Pada 1976 dibangun pesantren putra dan pada 1977 pesantren putri. Pada 1978 didirikan pesantren khusus anak yatim piatu dan pesantren tradisional (pengajian kitab kuning tanpa sekolah formal). Adapun Pesantren Tinggi Ma’had Ali Darul Arqam dibangun­pada 1980.

Lembaga pendidikan nonformal keagamaan, seperti majelis taklim, juga terus dikembangkan. Pada 1927 didirikan majelis taklim untuk kaum ibu, dan pada 1933 Majelis Taklim al-Barakah yang dirintis KH Ahmad Mukhtar dan sampai sekarang keberadaannya tetap dipertahankan. Pada 1971 mulai dibuka majelis taklim umum.

Kegiatan nonformal lainnya meliputi pembangunan pemancar radio AKPI asy-Syafi’iyah pada tahun 1967; namanya diubah menjadi Radio asy-Syafi’iyah pada tahun 1971. Untuk pelayanan kesehatan para jemaah dan masyarakat sekitarnya didirikan pula Poliklinik asy-Syafi’iyah pada tahun 1969.

Sepeninggal KH Abdullah Syafi’i, Perguruan asy-Syafi’iyah dijalankan oleh putra-putrinya di bawah naungan Yayasan Perguruan Islam asy-Syafi’iyah.

Daftar Pustaka

Keputusan Pemimpin Umum Perguruan Islam asy-Syafi’iyah No. 137/KPTS/ VI/1988 tentang Struktur dan Susunan Pengurus Yayasan asy-Syafi’iyah, 1988–1992.
Panduan Umum Perguruan asy‑Syafi’iyah. Jakarta: Percetakan al‑Barakah, 1988.

Atjeng Achmad Kusaeri