Hubungan manusia dengan sesuatu yang dianggap suci, kudus, atau ilahi, disebut agama. Biasanya agama dikaitkan dengan hubungan manusia dengan Tuhan, dewa, atau roh. Ibadah, perilaku moral, iman, dan partisipasi dalam lembaga keagamaan merupakan unsur agama sebagaimana diamalkan penganutnya karena diperintahkan kitab suci agama.
Arti kata “agama” dalam bahasa Indonesia sama dengan kata din dalam bahasa Arab dan Semit, atau dalam bahasa Eropa: religion (Ing.), la religion (Per.), de religie (Bel.), die religion (Jer.). Secara bahasa, kata “agama” berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “tidak pergi, tetap di tempat, atau diwarisi turun-temurun”. Adapun kata din mengandung arti “menguasai, menundukkan, patuh, utang, balasan, atau kebiasaan”.
Din juga membawa peraturan berupa hukum yang harus dipatuhi, baik dalam bentuk perintah yang wajib dilaksanakan maupun berupa larangan yang harus ditinggalkan dan pembalasannya. Kata din dan isytiqaq-nya (kata jadiannya) ini dalam Al-Qur’an disebut sebanyak 94 kali dalam berbagai makna dan konteks, antara lain berarti: (1) pembalasan (QS.1:4); (2) undang-undang duniawi atau peraturan yang dibuat oleh raja (QS.12:76); (3) agama yang datangnya dari Allah SWT, apabila din dirangkaikan dengan kata Allah (QS.3:83); (4) agama yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad SAW sebagai agama yang benar, yakni Islam, apabila kata din dirangkaikan dengan kata al-Haqq (QS.9:33); dan (5) bukan hanya menunjuk kepada agama Islam, tetapi juga selain agama Islam (QS.109:6 dan QS.61:9).
Unsur Keagamaan
Unsur penting yang terdapat dalam agama ialah: Pertama, kekuatan gaib. Manusia merasa dirinya lemah dan berhajat pada kekuatan gaib itu sebagai tempat memohon pertolongan. Manusia merasa harus mengadakan hubungan baik dengan kekuatan gaib tersebut dengan mematuhi perintah dan larangannya.
Kedua, keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia dan kebahagiaan hidupnya di akhirat tergantung pada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang dimaksud. Tanpa adanya hubungan yang baik itu, kehidupan manusia akan sengsara di dunia dan akhirat.
Ketiga, respons yang bersifat emosional dari manusia, baik dalam bentuk perasaan takut atau perasaan cinta. Selanjutnya respons itu mengambil bentuk pemujaan atau penyembahan dan tata cara hidup tertentu bagi masyarakat yang bersangkutan.
Keempat, paham adanya yang kudus (the sacred) dan suci, seperti kitab suci dan tempat ibadah.
Kelompok Agama
Terdapat berbagai versi pengelompokan agama. Ada yang mengelompokkan agama menurut negara atau benua asalnya, seperti agama Mesir Kuno, agama Yunani Kuno, agama Romawi Kuno, agama Persia, agama India, agama Cina, agama Jepang, dan agama Semitik Abrahamik (Yahudi, Nasrani, dan Islam).
Ada pula versi yang mengelompokkan agama menurut sifat dan kondisi masyarakat penganutnya, yaitu agama primitif yang dianut masyarakat primitif dan agama yang dianut masyarakat yang sudah maju atau masyarakat yang telah meninggalkan fase primitif, seperti agama monoteisme dan agama tauhid. Agama yang terdapat dalam masyarakat primitif ialah dinamisme, animisme, dan politeisme atau henoteisme.
Dinamisme adalah suatu paham yang mempercayai adanya benda tertentu yang mempunyai kekuatan gaib dan berpengaruh pada kehidupan sehari-hari. Animisme adalah agama yang mempercayai bahwa tiap benda, baik yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa, mempunyai roh. Menurut Edward Burnett Tylor (1832–1917; orang pertama yang mendefinisikan agama) di dalam bukunya Primitive Culture (1871), animisme adalah bentuk agama tertua di bumi ini.
Politeisme adalah kepercayaan kepada dewa-dewa. Setiap dewa mempunyai tugas tertentu. Apabila di antara dewa-dewa itu ada yang terbesar sehingga dihormati dan dipuja, sedangkan dewa lainnya ditinggalkan, maka paham demikian disebut henoteisme.
Selain cara tersebut di atas, ada lagi yang mengelompokkan agama ke dalam dua kelompok: agama wad‘i (natural religions) atau agama alamiah dan agama samawi (revealed religions) atau agama yang diwahyukan. Agama wad‘i adalah agama yang timbul di antara manusia sendiri dan lingkungan tempat mereka hidup. Agama yang tergolong dalam agama wad‘i antara lain adalah Hindu, Buddha, Kong Hu Cu, dan Shinto. Agama samawi adalah agama yang diturunkan Allah SWT menjadi petunjuk bagi manusia. Yang tergolong agama samawi adalah Yahudi, Nasrani (Kristen), dan Islam.
Islam adalah agama samawi terakhir yang diwahyukan Allah SWT kepada utusan-Nya, Muhammad SAW, untuk disampaikan kepada seluruh umat manusia di dunia. Agama Islam bersifat universal dan menjadi rahmat bagi seluruh alam (rahmah li al-‘alamin). Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya dan kedudukan manusia di hadapan Tuhan, tetapi juga memberikan tuntunan bagaimana manusia berhubungan dengan sesamanya, dan bagaimana kedudukan manusia di tengah alam semesta ini (QS.3:112).
Kitab suci agama Islam adalah Al-Qur’an yang merupakan firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan Malaikat Jibril (QS.26:192–194). Al-Qur’an sebagai firman Allah SWT membawa kebenaran abadi, membenarkan kitab suci yang turun sebelumnya, dan merupakan penyempurnaan terhadap ajaran kitab suci tersebut (QS.5:48). Dalam Islam selain Al-Qur’an terdapat hadis atau sunah yang merupakan sumber ajaran Islam yang kedua. Hadis atau sunah yang dimaksud adalah perkataan, perbuatan, dan takrir (persetujuan) Nabi Muhammad SAW atas perbuatan yang dilakukan para sahabat.
Kehidupan spiritual umat Islam diatur terpadu dalam pelaksanaan ibadah praktis, seperti salat, puasa, zakat, dan haji. Keempat macam kewajiban itu mempunyai hubungan kausal dengan aspek akidah dan muamalah (urusan kemasyarakatan/sosial). Dalam hubungan ini tauhid merupakan inti dari seluruh ajaran Islam.
Tauhid mengajarkan bahwa hanya ada satu Tuhan Yang Maha Tinggi di alam semesta ini. Ia Maha Kuasa dan Pemelihara alam semesta dan umat manusia. Oleh karena itu, Islam sebagai agama rahmah li al-‘alamin mengemban misi untuk menyempurnakan pribadi manusia serta mengangkat manusia menjadi insan yang beradab, berkebudayaan, serta beriman kepada Allah SWT.
Daftar Pustaka
Ali, A. Mukti. Agama dan Pembangunan di Indonesia. Jakarta: Departemen Agama RI, 1972.
al-Aqqad, Abbas Mahmud. Ketuhanan Sepanjang Ajaran Agama-Agama, terj. A. Hanafi. Jakarta: Bulan Bintang, 1970.
Carmody, Denise L. dan John T. Carmody. Ways to The Center: An Introduction to World Religions. California: Wadsworth Publishing Company, 1984.
Daradjat, Zakiah. Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: Bulan Bintang, 1972.
Hadiwijono, Harun. Agama Hindu dan Agama Buddha. Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 1971.
Muchtarom, Zaini, et al. Perbandingan Agama. Jakarta: Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama, 1981.
Nasution, Harun. Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Jakarta: UI Press, 1978.
Neusner, Jacob. The Way of Torah: An Introduction to Judaism. California: Wad-sworth Publishing Company, 1979.
Niftrik, G.C. van dan B.J. Boland. Dogmatika Masa Kini. Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 1967.
Rasjidi, H M. Empat Kuliah Agama Islam pada Perguruan Tinggi. Jakarta: Bulan Bintang, 1974.
M Arfah Shiddiq