Adabiyah, Sekolah

Sekolah Adabiyah adalah sebuah lembaga pendidikan Islam yang didirikan di Padang pada 1909. Sekolah ini berbentuk madrasah model baru yang diatur dengan kelas-kelas. Di samping ilmu agama sebagai mata pelajaran pokok, Adabiyah juga mengajarkan ilmu pengetahuan umum seperti di HIS (Hollandsch Inlandsche School).

Sekolah Adabiyah didirikan Syekh H Abdullah Ahmad. Sekembalinya dari Mekah (1899) ia mulai mengajar di kota Padangpanjang sekaligus mengambil kesempatan untuk melakukan penyebaran pembaruan pemikirannya melalui publikasi dengan menjadi agen berbagai majalah yang bercorak pembaruan.

Semula Adabiyah merupakan jama‘ah (perkumpulan) untuk kegiatan keagamaan. Dalam ja­ma‘ah ini Abdullah Ahmad berhasil menghimpun delapan orang anggota, yang berasal dari muridnya yang tidak pernah absen menghadiri ceramahnya. Ia juga memberi pelajaran kepada sekitar 300 orang penduduk, sebagian di antaranya orang dewasa.

Keperluan akan pendidikan sistematis dan kenyataan bahwa tidak semua anak di Padang dapat masuk ke sekolah pemerintah menyebabkan Abdullah Ahmad membuka sekolah Adabiyah dengan bantuan para pedagang kota tersebut, setelah sebelumnya ia mengunjungi Sekolah Iqbal di Singapura.

Sekolah Adabiyah ini dalam tahun 1909 menampung sekitar 20 murid, kebanyakan di antaranya anak-anak dari para pedagang setempat tetap sama dengan HIS, kecuali bahwa di dalamnya pelajaran agama Islam dan Al-Qur’an diajarkan secara wajib.

Pada tahun 1915 Sekolah Adabiyah ini menerima subsidi dari pemerintah, lalu mengganti namanya menjadi Hol­ landsch Maleische School Adabiyah. Kepala sekolahnya pada waktu itu adalah seorang Belanda, sehingga maksud dan tujuan agar Sekolah Adabiyah ini merupakan tiang tumpuan bagi golongan pembaru menjadi hilang. Sejak itu, sekolah ini seakan-akan terpisah dari kegiatan serta cita-cita Kaum Muda.

Pelajaran agama pun kurang diperhatikan, dan sekolah tersebut hanya sekolah rendah yang tidak mungkin melahirkan lulusan yang memenuhi tuntutan masyarakat. Kebanggaan akan sekolah ini lebih banyak terletak pada kedudukannya sebagai sekolah pertama yang diasuh oleh masyarakat dan muncul dari lingkungan Islam untuk merombak sistem pendidikan tradisional di daerah Minangkabau.

Pendirian Adabiyah sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam dalam bentuk madrasah model baru berpengaruh besar bagi kemunculan madrasah lain yang dipelopori golongan terpelajar. Beberapa tahun sesudah berdirinya Adabiyah, muncul sekolah model baru dengan­ tetap mempertahankan identitasnya sebagai madrasah.

Beberapa di antaranya adalah at-Tarbiyyah al-hasanah di Tengah Sawah, Bukittinggi, yang didirikan pada 1912 oleh H Latif Syakur. Pada 1915, H Zainuddin Labay el-Yunusy mendirikan Diniyah School (Madrasah Diniyah) di Padangpanjang. Pada 1918 Mahmud Yunus membangun kembali Madrasah School (Sekolah Agama) yang didirikan pada 1910 tetapi ditutup pada 1913.

Daftar Pustaka

Rasyad, Aminuddin, et. al. Hajjah Rahmah el-Yunusiyyah dan Zainuddin Labay el-Yunusy Dua Bersaudara Tokoh Pembaharu Sistem Pendidikan di Indonesia Riwayat Hidup, Cita-cita, dan Perjuangannya. Jakarta: Pengurus Perguruan Diniyyah Puteri Padangpanjang Perwakilan Jakarta, 1991.
Yunus, Mahmud. Perkembangan Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Hadikarya, 1977.
–––––––. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta: Mutiara, 1979.
Zuhairini, et al. Sejarah Pendidikan Islam Jakarta: Ditjen Binbaga Islam Departemen Agama RI, 1986.

Muhammad Hasyim